Wisata Alam Ciwidey di DRIAMriverside

hover tent

“Eh ada walang sangit.”

“Enak nih kalau ada kecombrang.”

Ucapan-ucapan yang terlontar refleks dari mulut teman-temanku membuatku tersadar : Sudah berapa lama aku tidak kembali ke alam?

Padahal minggu lalu aku baru dari Aceh. Pemandangannya luar biasa indah. Hanya saja memang aku kebanyakan berada di tepi laut atau perkotaan sehingga rasanya ketika tiba di DRIAMriverside di Ciwidey, diriku seolah pulang kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Hawa sejuk.

Pohon Kamboja.

Gemericik Sungai Ciwidey.

Orang-orang berbahasa Sunda yang lembut tutur katanya.

Jangkrik sebagai pengganti ayam berkokok yang membangunkanku.

Hal-hal kecil yang luput dari ujung barat Indonesia dapat aku temukan di sini. Di Ciwidey.

DRIAMriverside adalah tempat wisata yang juga menyajikan penginapan di dalamnya. DRIAM yang kepanjangannya adalah Der Ngariung di Alam terletak di bantaran sungai Ciwidey. Sekelilingnya masih sangat natural dengan hutan bambu dan persawahan. Sejauh mata memandang, hanya terlihat warna hijau yang berpadu dengan birunya langit. Sebuah harta karun bagi aku yang telah menetap di Jakarta.

Begitu tiba, aku dan teman-teman langsung diantarkan menuju kamar. Baru melangkah ke area penginapan, aku sempat terperangah dan mengira sedang berada di Desa Panglipuran Bali. Kamar di sini layaknya sebuah resort yang memiliki gerbang masuk tersendiri yang terbuat dari kayu dan beratapkan rumbia. Di dalamnya sebuah kamar dan balkon menghadap Sungai Ciwidey telah menanti.

hotel driam

Hari itu, aku merasa seperti the chosen one. Pasalnya, DRIAMriverside hanya memiliki 29 kamar sehingga sangat eksklusif dan tenang. Berhubung rombongan, kami mendapat kamar di ujung yakni Family Suite yang terdiri dari 2 kamar. Di depan kamar, terdapat kolam renang yang tak begitu dalam. Namun karena cuaca yang sangat mendukung untuk kelonan di kasur, aku pun mengurungkan niat untuk mencelupkan diri.

kamar driam

Siangnya, aku sudah tak sabar untuk turun ke bawah menikmati wahana atraksi yang ada di DRIAMriverside. Wahana ini tergolong baru sehingga konsepnya dibikin sangat kekinian. Areanya juga cukup luas buat guling-guling dan dilengkapi banyak tempat buat swafoto/OOTD/photoshoot atau cuma mau duduk diam meratapi nasib. Hey, tapi tentu saja itu bukan aku. Udah sampai di sini, jangan hanya bawa pulang foto, tapi pengalaman juga dong. Iya, jodoh sekalian kalau ada.

Dari banyaknya wahana yang ada, berikut aku pilihin aja yang paling kece biar gak pusing.

Tarzan Swing

Sebagai permulaan, aku menaiki wahana ini. Berdiri tegak sambil memegang sebuah batang besi lalu “dilempar” ke atas jurang bikin jantungku memompa darah banyak-banyak. Kaget di awal rupanya menjadi sensasi nikmat tersendiri yang membuat rasa ketagihan. Oh inikah rasanya naik awan Kinton?

wahana driam

Memanah (Hatiku)

Yak yang mau diajarin latihan memanah target dengan tepat, silahkan loh yah. Kalau aku sih biarlah menunggu ditembak, bukan menembak. Eeeh…

memanah

Bamboo Bridge

Bambu adalah esensi dari DRIAMriverside. Karena memang habitatnya di sini, elemen satu ini kayaknya ada di mana-mana dan dimanfaatkan dengan baik, termasuk menjadi salah satu karya seni raksasa yakni sebuah jembatan bambu. Panjangnya lumayanlah buat menyebrang. Walaupun pas jalan di atasnya kayak goyang-goyang gitu, tapi cukup kokoh dan bisa nampung hingga 6 orang.

jembatan bambu

Hover Tent

Konsepnya sama seperti Tarzan Swing, namun kali ini ada tenda kecilnya. Jadi teringat suku Indian Apache nih. Ada yang mau glamping di atas sini?

atraksi driam

Swing

Lokasinya bersebelahan dengan Hover Tent. Rasanya mulai gak takut naik beginian karena mulai terbiasa lalu nyaman dan berakhir butuh sandaran (hidup).

ayunan driam

BIG Swing

Ayunan ini yang paling seru dan menuai banyak jeritan dan minta ampun dari kami semua. Lokasinya paling tinggi dan memang semenakutkan itu karena langsung menuju ke Sungai Ciwidey di bawah ehe. Ini biasanya aku liat ada di Bali tapi rupanya di sini view-nya juga tak kalah mantap. Kalau tak mau terlalu serem, mending ngadepnya ke belakang jadi tidak berasa kek bener-bener terlempar ke luar. Tapi biasanya sekali doang sih jeritnya, habis itu kalau berhenti malah misuh-misuh karena “yha… kok udahan sih?”.

ayunan

River Tubing

Main di Sungai Ciwidey yang airnya dingin atau mau coba river tubing, semuanya ada di sini. Aku sih kebetulan lagi haid dan mager jadi cuma gegayaan doang di sungai wkwk tapi aku denger sendiri temen yang lain jejeritan pas naik ini. Keknya seru banget. Sempat terlintas rasa penyesalan 🙁

sungai ciwidey

Emang sih debit air saat itu kayaknya lagi lumayan jadi pasti asik banget tuh seluncurannya.

river tubing

Lengkap yah.. Tonton di mari dulu wahana-wahananya.

Habis jantungan naik berbagai wahana ini, baru deh kerasa lapernya kan. Selama 2D1N di sini, bisa sih makan di foodcourt-nya, tapi ada satu tempat yang gak boleh dilewatin yakni

Nasi Bambu Woza

Woza itu nama restoran di sebelah DRIAMriverside. Masih satu grup, cuma resto ini juga terbuka untuk umum jadi endak perlu nginep atau masuk sini main buat nyobain Woza. Restonya dari luar aja udah keliatan mewahnya. Kayak di depannya itu rumah ala-ala di film eropa dengan bangunan klasik, taman di depan, air mancur bentuk love dan tanaman hijau yang menjalar ke hampir semua permukaan restoran. Bahkan ampe dalem-dalemnya. Tanaman asli loh bukan plastik.

Woza ini beda banget feel-nya dengan DRIAM karena di sini lebih berasa nuansa Afrika karena banyak kerajinan/pajangan dari benua tersebut. Terus ada banyak mural binatang eksotis di dindingnya. Kursinya pun motif totol-totol macan loreng. Eksotis abis!

woza

Kami memilih duduk di area outdoor. Tentu saja karena mau liat pemandangannya. Di samping tepat ada wahana Big Swing yang telah kami coba. Kali ini bisa nikmati lanskap alam yang ada tanpa jerit-jerit. Tak lama, makanan yang sudah digadang-gadang lezatnya itu pun tiba. Nasi Bambu (50K) sudah termasuk air mineral.

nasi bambu

Dalam piring, berdiri tegak sebuah bambu yang dilapisi semacam daun. Di sampingnya bertebaran lauk pauk seperti sepotong paha goreng, tahu, tempe mendoan, tumis tauge, lalapan dan sambal. Aku tak sabar melihat apa isi dari bambu yang biasanya kuliat di seberang sungai. Karena lapar mulai mendera, segera kutarik kencang daun yang melapisi isi bambu tersebut.

Pelan tapi pasti, muncullah nasi bambu tersebut yang ternyata bukan nasi putih biasa tapi lebih mirip nasi goreng tanpa kecap dengan potongan kecil wortel, jagung dan kacang panjang. Dengan tangan, aku suap nasi yang masih panas itu ke dalam mulutku. Rasanya gurih, legit dan membakar lidahku untuk tidak berhenti mengunyah. Aku tambahkan sambal merah terasi itu. Amboi nikmatnya.

Aku adalah pecinta nasi goreng tanpa kecap manis dan aku rasa nasi bambu ini sudah mewakili definisi nasi goreng idamanku. Terkadang ada yang menyebut nasi tipe ini dengan nasi goreng singapura atau ada juga yang menyebutnya nasi goreng kampung. Apapun itu, nasi bambu ini sungguh enak. Tak ingin nasinya habis duluan, segera kucomot paha ayam gorengku. Kering, lembut digigit dan rasanya sempurna seperti saling mengisi kelezatan antara satu sama lain.

nasi bambu woza

Menu spesial ini merupakan hasil dari Chef Irwan Olang dan sudah ada sejak resto dibuka. Aduh pak, kau membuatku oleng dan mabuk kepayang dengan makanan ini. Sampai saat ini aku tidak tahu bagaimana menu ini dibuat. Apa nasinya dibuat dulu lalu disodoki ke bambu atau emang masaknya dalam bambu.

Terkadang memang ada hal-hal yang tak perlu kita ketahui. Biarlah semua itu menjadi misteri.

Agar aku punya alasan untuk kembali lagi ke DRIAMriverside.

DRIAMriverside Ciwidey

Alamat : Jalan Soreang – Ciwidey, Km. 25, Ciwidey, Pasirjambu, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, 40972

Harga kamar : mulai dari 500k tapi sering full booked loh. Makanya pesennya dari sekarang

Cara ke sini : Dari Jakarta naik kereta ke Cimahi (3 jam) lanjut mobil (40 menit).

Tips :

  1. Bawa lotion anti nyamuk. PENTING!
  2. Bawa camilan/makanan/obat-obatan karena sudah masuk gak mau keluar lagi. Mager parah saking nyamannya.

Tiket Masuk & Karcis

Tiket Masuk : Rp.15.000/orang (Rp.70.000 untuk terusan alias Tarzan Swing, Hover Tent, Swing & Big Swing. Lebih murah lah jatohnya).

Atraksi yang aku coba di atas berbayar yah namun harganya masih sangat murah kok yakni mulai dari 20-50K. Untuk beberapa tempat juga harus menggunakan jasa fotografer dari DRIAM (tak boleh pake kamera/HP sendiri) dan nanti kalau mau fotonya bayar 10K/foto.

Khusus yang nginep, gratis tiket masuk tapi kalau mau main yang wahana, bayar lagi yaw.

Jam Operasional : Setiap hari pukul 09.00 – 17.00 wIB (18.00 WIB kalau akhir pekan).

**

****

Belanja baju keren & murah di shopee ini yah. 

****

NEXT : Glamping mewah di Sukabumi dengan tenda Native American

NEXT : Nginap di hutan untuk ketemu Orang Rimba

NEXT : Kalau hidung mampet / pas covid ga bisa nyium bau, coba pake sterimar nasal spray.

NEXT : Sedot eek kuping penyebab telinga berdenging

NEXT : Facial di Erha

Travel Now or NEVER
6 Responses
  1. Irene Komala

    Naik swing sih tak terlupakan, awalnya deg2an parah, lama-lama asik juga kena angin sepoi-sepoi. Haha. Kangen juga sama Nasi Bambu Woza, porsinya banyak dan enak banget!

Leave a Reply