Kena Paru Paru Bocor

paru paru bocor

Di hari minggu sore yang biasa-biasa saja, kokoh iparku (sebut saja E) melakukan hobinya saban hari yaitu bermain bola bersama teman-temannya. Baru mulai 10 menit, napasnya mulai sesak yang merupakan salah satu tanda-tanda paru paru bocor tapi tentu saja E tak sampai kepikiran hal tersebut sehingga membiarkannya saja. Temannya sudah menyarankan untuk ke RS saja. E menolak mentah-mentah. Tapi karena kondisinya semakin parah, maka E pun langsung diboyong ke RS Siloam karena saat itu lokasi RS tersebut lumayan dekat dari sana dan cukup punya reputasi baik. Di jalan, E mulai makin kepayahan, terkentut-kentut dengan tangan dan bibir mulai membiru. Temannya yang mengira ia kena angin duduk berusaha menusuk jari dan tangannya.

Ketika sudah sampai di IGD, E langsung diberikan tindakan secepatnya karena napasnya susah sekali. Dadanya juga merah dan kondisinya cukup mengenaskan sehingga mau tidak mau dada kanannya dibolongi agar ada cairan/udara/darah yang bisa disedot keluar. Tubuh E juga dikerubungi berbagai kabel untuk memantau kondisi vitalnya. Karena masih pandemi, tentu E juga melakukan tes antigen yang syukurnya negatif. Dia juga melakukan CT Scan Thorax untuk mengecek kondisi paru-parunya.

Setelah tindakan tersebut, nafas E sudah mulai normal meski ia masih merasa capek dan sakit di dada. Cece, keluargaku & keluarga besar E langsung menghampiri IGD untuk melihatnya. Tak terbayangkan E yang biasanya sehat, fit, masih muda dengan usia 35tahun tergolek lemas tak berdaya di ranjang IGD. Aku juga sampai menitikkan air mata melihat ceceku dan anaknya yang menangis dan shock melihat kondisi E.

Dari beberapa info diketahui malam sebelumnya E sempat bergadang hingga jam 3 pagi. Esok harinya ia juga hanya mengonsumsi mi instan. E juga seorang perokok. Jika melihat gaya hidupnya yang tak sehat ditambah sepertinya kecapekan, maka inilah faktor kuat sehingga terjadi paru-paru bocor atau bahasa medisnya Pneumothorax.

Kami lantas mengurus administrasi untuk rawat inap E sembari menunggu dokter untuk tindakan berikutnya dan pembacaan CT scan. Karena pandemi, para penunggu pasien juga wajib antigen dan nantinya gak boleh ada tamu besuk. Biar E dapat beristirahat maksimal, kami mengupgrade tipe kamar ke VIP sehingga dalam kamar hanya kami saja. Plus dapat sofa yang bisa buat tidur 2 orang buat yang nungguin tar, asik dah. Toh lagi-lagi ini karena masih pandemi sehingga lebih baik begini walau biayanya cukup berat sebenarnya.

Setelah dokter Benny datang, langsung “operasi” mini untuk membuat selang yang dimasukin dari rusuk kanannya ke sebuah kantong berisi air. Aku sempat baca Alodokter ini namanya water seal drainage. Prosesnya cepat kok bahkan ceceku bisa ngeliat tindakan itu kalo mau. Biusnya juga lokal saja. Namun karena kata ceceku ngeri dia memilih menunggu di luar ICU.

lobang paru paru

Setelah selesai, baru dipindahin ke kamar buat recovery. Si E dan keluarga pada kepo banget nanyain dokter tentang musibah yang dialami ini. Kata dokter biasanya paru-paru bocor ini rentan pada yang TBC ato ada penyakit paru ato biasanya batuk mulu. Atau ada cedera misal jatuh dll. Tapi ada juga yang spontan aja gitu doang. Atau tanpa penyebab pasti karena yah mang banyak penyakit juga yang kadang kita ga tau kenapa misal kanker atau pas kayak maren aku mencret sampe sebulan.

Tapi kebetulan si E perokok yah jadi kemungkinannya yah itu ditambah gaya hidup kurang sehat seperti bergadang, makan jarang dan kurang sehat serta kecapekan. Apapun itu yah sudah yang penting fokus ke penyembuhan aja biar gak nambah-nambahin beban pikiran. Esok harinya setelah tindakan itu, udah nampak progressnya. Bisa makan minum main hp dll semua ok. Cuma pipis masih di pispot ranjang karena badan sakit kalo bergerak secara tulang rusuknya dibuat jadi cantelan untuk kantong udara bantu napas tersebut. Bahkan kalau kebetulan batuk, itu si E sampe meringis kesakitan dan merah mukanya karena nahan rasa pedih.

Sejauh ini tidak banyak obat yang diminum dan tidak ada pantangan karena sekarang tinggal bergantung pada paru-paru E untuk mengembang sendiri pelan pelan. Hari ke 2 selang oksigen di hidung sudah bisa lepas dan sudah belajar tiup balon untuk belajar napas. Diperkirakan recovery ini bakal berlangsung seminggu. Kalau udah ok tar kantong napas bakal dicopot da bolongan di dekat paru akan ditutup. Semoga saja bisa lebih cepat penyembuhannya yah. Minta doanya semua.

Selalu jaga kesehatan karena itulah investasi termahal dan arti bahagia yang sesunguhnya.

Review kamar RS Siloam yang VIP baca di sini yah.

**

**

NEXT : obat Dulcolax peluru yang katanya bagus buat lancarin eek. Ampuh gak yah?

**

NEXT : Kalau hidung mampet / pas covid ga bisa nyium bau, coba pake sterimar nasal spray.

**

NEXT : Facial di Erha

NEXT : Sedot eek kuping penyebab telinga berdenging

NEXT : Facial di Erha

Travel Now or NEVER
2 Responses

Leave a Reply