“What you are, whot job you have chosen, do it well, do it with love. Without love, you are dead before you die.”
Kalimat diatas diambil dari almarhumah Udjo Ngalagena yang atas kecintaannya terhadap seni Jawa Barat khususnya angklung telah melahirkan sebuah tempat pertunjukan seni serta pusat souvenir yang tersohor di kota kembang yang bernama Saung Angklung Udjo.
Berdiri pada tahun 1966, tempat ini bukan hanya tersohor di telinga para wisatawan lokal tetapi hingga ke manca negara. Terlebih ketika angklung yang merupakan alat musik tradisional dari Bandung telah dinobatkan sebagai “World Intangible Cultural Heritage” pada bulan November 2010 oleh UNESCO.
Awal mula perkenalanku dengan Saung Angklung Udjo terjadi ketika saya dan teman teman Program Pertukaran Pemuda Indonesia Australia (AIYEP) 2010-2011 mempunyai misi budaya untuk memperkenalkan seni dan budaya tanah air di Australia. Salah satu ide kami adalah menampilkan pertunjukan Angklung.
Kami sengaja menuju ke Saung Angklung Udjo untuk membeli seperangkat alat angklung. Rupanya Saung Angklung Udjo juga tertarik dengan program yang akan kami dan jalani dan bersedia memberikan private kursus untuk bermain Angklung. Wow jadi di sinilah pertama kali saya memegang alat musik bambu ini. Kagok sih, untungnya mbak pengajarnya sangat sabar hingga gerakan angklung saya mulai dapat terdengar alunannya.
Lalu saya berkesempatan datang ke Bandung lagi dan menonton pertunjukan bambu dan kesenian pada pukul 16.30 WIB. Pertunjukan yang berdurasi 1,5 jam ini dibawakan langsung oleh anak anak sanggar di sini yang sudah sangat piawai dan gak pake nervous lagi. Katanya, total ada 300 murid sanggar di Saung Udjo ini dan masing masing anak punya kesempatan bergilir untuk tampil. Kabar baiknya, anak anak ini juga dibayar loh (mereka menyebutnya beasiswa yang dapat digunakan untuk membiayai sekolah dll) sehingga dapat membantu ekonomi keluarga mereka. Rata rata anak anak ini berasal dari penduduk sekitar atau mengikuti jejak orang tuanya yang dulu juga bekerja di sini.
Pertunjukan bambu saung angklung udjo ini juga dibawakan dalam bahasa inggris biar bulenya gak bingung. Pertunjukan pertama adalah demonstrasi wayang golek khas tanah sunda yaitu pementasan sandiwara boneka kayu yang menyerupai manusia lengkap dengan kostomnya. Boneka boneka ini lantas dimainkan dengan piawai oleh seorang dayang di balik panggung.
Biasanya kalau pertunjukan yang asli bisa lama sekali atau semalam suntuk. Namun ini hanya sebentar kok paling setengah jam saya. Bahasa yang digunakan menggunkan bahasa jawa sehingga saya kurang mengerti. Namun penonton yang lain tampak menyimak dengan baik karena juga diselingi humor. Cuma jaraknya agak jauh sehingga nggak kelihatan begitu jelas bonekanya.
Pertunjukan berikutnya adalah Haleran yakni arak-arakan untuk mengiringi upacara khitanan dimana anak anak kecil yang jumlahnya ramai sekali (mungkin ada 50 orang dalam panggung) menari, menyanyi, bermain engrang, bermain angklung dengan gembira dan riang.
Pertunjukan ketiga adalah menari tari merak oleh 5 gadis dengan liuk liukan khas burung merak memamerkan sayapnya yang indah.
Pertunjukan keempat yakni gerombolan anak kecil mengajak kita bernyanyi bersama sambil diiringin angklung mini lalu dilanjutkan dengan Arumba yakni performance oleh anak remaja memainkan angklung namun dikombinasi dengan alat musik lainnya seperti gitar, drum dan lain lain yang menciptakan sebuah lagu dengan suara yang khas.
Pertunjukan berikutnya penonton disuguhi tari tarian dari seluruh nusantara sebelum “direpotkan” untuk memainkan angklung massal yang dipimpin oleh seorang murid senior. Tiap pengunjung dibagikan sebuah angklung dengan nada berbeda beda dan diminta mengikuti pentunjuk sang maestro. Lalu dengan aba aba dari si maestro, kami pun berusaha mengikuti petunjuk itu sebaik mungkin. Yeay, penonton bisa keren juga kan?
Selanjutnya setelah merasa hebat, si maestro yang baru remaja itu menunjukkan kebolehannya memimpin pertunjukan musik semi jazz, rock and roll, dangdut serta lagu indonesia, yang tentu saja masih pake angklung. Keren yah. Tak disangka lagu lagu tersebut semua bisa dibawakan oleh angklung.
Sebagai penutup semua anak anak keluar lalu mengajak penonton bermain permainan tradisional serta menari di panggung. Riuh dan puas deh! Bravo Saung Angklung Udjo!
***
Saung Angklung Udjo
Alamat : Jl. Padasuka 118 Bandung 40192 Bandung – Indonesia
Telp : 022 727 1714
Harga tiket pertunjukan : Rp.60.000 (pelajar Rp.40.000) / setiap hari pukul 16.30WIB
****
Belanja baju keren & murah di shopee ini yah.
**
NEXT : Kalau hidung mampet / pas covid ga bisa nyium bau, coba pake sterimar nasal spray.
NEXT : Sedot eek kuping penyebab telinga berdenging
NEXT : Facial di Erha
**
NEXT : Mengintip Kehidupan Orang Rimba di Hutan Jambi
**
NEXT : Ashta Mall Jakarta yang mewah
ha ini dia alat musik angklung khas daerah priangan tanah kelahiranku, istri sih bisa main angklung malah sering mimpin atau ngajarin karena dulunya guru SD di Bandung…..dengerin musik angklung langsung jaipongan deh
lenny bisa main juga kong… tapi pasti ga se ok istrinya komodo nih ehhe
wow…menarik juga reportasenya…semoga sukses !
Makasih juga udah mampir pak iwan 🙂
Salam kenal!
ini tempat yg wajib kunjung kalo ke bandung, btw…kalo itu di bandung pake bhs sunda kak, bukan jawa hehe
oh iya lupa bahasa sunda
hai maaf apakah saya boleh minta tolong untuk mengisi kuisioner terkait dengan suvenir di saung angklung udjo? ini untuk yang bahasa indonesia https://bit.ly/3c3ZNqM dan ini untuk yang berbahasa inggris http://bit.ly/3v43oxq . maaf merepotkan. informasi yang anda berikan akan sangat membantu penelitian ini terimakasih