Plus Minus Royal Damri JKT – Lampung

bus royal damri

Ini pertama kalinya aku ke Lampung, sekaligus pertama kali juga nyicip naik Royal Damri, Damri paling mahal dan mewah di kelasnya. Naiknya pas lebaran tahun ini yang mana lalu lintas pada macet semua setelah 2 tahun pandemi. Lampung bukan kampung halamanku, cuma kebetulan aja mau traveling ke sana sendirian. Berhubung solo traveling, sebagai cewek aku mikir banget mau naik apa. Pesawat udah mahal, ludes pula tiketnya. Sisanya tinggal naik bus. Awalnya mau naik travel aja tapi setelah lihat Damri ada kelas Royal Damri, aku jadi tertarik karena dia gak pake bus Damri yang besar itu, namun lebih mungil dan lebih dapat privasi karena duduknya 2-1 dan aku bisa milih seat langsung pas pesen di Traveloka. Asyik banget kan jadi gak perlu risih punya temen sebangku orang yang tak dikenal. Ditambah banyak review & testimoni positif bikin aku langsung beli seat kursi terakhirnya sebelum ludes beneran.

Pas hari H yakni tanggal 1 Mei, semua Damri malem berangkat jam 7 dari Gambir. Suasana stasiun penuh banget, termasuk area Damri. Ada mas-mas yang sibuk memberikan arahan terkait entar gimana teknisnya. Aku melihat dia semangat mengedukasi langsung menghampiri sambil nyodorin bukti booking Traveloka. Dia pun langsung membantu dan membukan scan barcode agar bisa nyetak tiket Damri. Habis itu tiketnya, dia kasih kode bus nya yaitu punyaku 1E. Katanya tar tinggal naik cari aja yang ada kodenya di depan bus. Karena masih 2 jam aku pergi makan dulu dan ke toilet yang meski antri dan rame, tetap aku usahain daripada ribet di jalan. Barulah ketika 18.15 aku menuju bus damri rupanya udah boleh pada naik ke bus. Aku berusaha mencari bus 1 E di antara belasan bus dalam kegelapan. Pikirku karena tipe paling mewah dan kodenya 1E, maka aku ke paling depan. Eh tebakanku salah karena ternyata busnya paling belakang mentok.

Ada supir bus yang berjaga di samping bus sekaligus yang bakal ngatur bagasi. Aku menyerahkan tiket dan bagasiku. Setelah itu aku naik ke atas. Karena udah malam dan gelap, aku tak bisa melihat begitu jelas sih tapi first impressionku adalah busnya biasa aja. Kesan mewah gak aku dapetin hingga perjalanan berakhir. Tapi emang kursinya besar, lega dan empuk apalagi aku dapat kursi yang sendiri. Di bawah ada sandaran kaki besar tapi sepertinya agak macet karena harus dipaksa agak dinaikin ato turunin gitu jadi aku biarin ajalah. Aku tak sabar langsung ke toilet yang tepat berada di belakangku karena salah satu pembeda tipe bus ini adalah karena ada wc nya. Aku sih emang gak berekspektasi banyak tapi pas buka toiletnya, agak syok juga. Kalau pas aku kebelet melihat bentukannya wc nya langsung masuk lagi deh pipis dan eekku. Aku sampe gak berani masuk lebih dalam ke WC jadi biarlah kalian sendiri yang menilai dari foto yah. Kalau pas ada yang ke WC, kadang kalau apes ada bau WC nya tercium hingga ke bangkuku 🙁

wc bus damri

Ohya terus pas duduk – duduk gitu tak sengaja aku melihat anak kecoak kecil lewat di kursiku. Untung aja aku ga takut sama binatang satu ini. Jadilah aku hanya menatapnya dan mengusirnya halus pake kertas. Lalu sewaktu di tengah perjalanan, sempat gerimis dan tak lama kemudian mengucur air dari tempat AC di atas. Awalnya hanya cipratan aja tapi lama-kelamaan beneran netes dan orang yang di paling belakang duduknya langsung teriak-teriak karena airnya banyak. Aku juga sempat kena sih tapi ya sudahlah, tah napa semua impresi tentang bus mewah tidak aku dapatkan di sini. Aku rasa ini karena musim lebaran pada banyak orderan, jadi mereka ngeluarin semua bus walaupun mungkin tidak dalam kondisi optimal dan bersih banget kayak yang aku dapetin kali ini. Jadi yah aku sih gak terlalu komplain hanya mungkin ini hari apesku aja.

royal class damri

Tapi satu yang aku syukuri dari kekurangan ini adalah AC nya biasa aja tidak yang dingin gimana gitu sehingga gak perlu pakai jaket ehe karena aku tipikal gak tahan dingin orangnya. Lalu bus berangkat sebelum jam 7 karena ternyata penumpang datang lebih cepat sehingga bus langsung cabut. Ohya dapat snack roti cokelat sama air mineral gelas, tapi menurutku ga cukup sih. Mending bungkusin nasi / mi / makanan berat buat makan tar di kapal / rest area karena tetap bakal lapar.

Tak lama sekitar 2,5jam udah nyampe deh ke Merak. Surprisingly, perjalanan semua lancar jaya tidak ada macet hingga masuk ke dalam kapal besar. Kami semua disuruh naik ke atas kapal dan tidak diperbolehkan dalam bus. Yha pengap juga kali karena mesin mati gitu. Dari jauh kapalnya megah besar warna putih gitu. Tapi ketika nyampe di tempat seharusnya penumpang duduk, ternyata jumlah bangku dan penumpang jauh banget. Sebagian kepaksa duduk di lantai di mana aja. Literally, tangga, buritan kapal, atas dek kapal, bangku kayu dll.

feri jakarta lampung

Aku beruntung banget bisa dapat duduk depan lobi yang ada orang jualan pop mie air mineral dan lain-lain. Plus di samping aku ketemu orang Lampung yang baik banget ngajak ngobrol dan nemeni sampai akhir perjalananku. Berkatnya, aku juga bisa nitip kursi dan tas lalu pergi ngecek keadaan kapal. Kalau menurutku sih chaos yah. Suasana kapal itu pengap ketika kapal belom jalan. Ketika udah jalan, yah baru terasa agak adem karena angin. Tapi yang disayangkan kebersihan kapal agak kurang ditambah staf merokok di mana aja sehingga penumpang pun begitu. Ada satu momen aku duduk terus tiba-tiba berasa abu rokok mampir di mataku. Duh KZL bangetlah pokoknya rasanya selama di kapal paling banyak mencium asap rokok, mau jalan ke manapun mesti ada yang ngerokok huft. Derita ini berlangsung sekitar 3 jam hingga kapal akhirnya merapat ke Bakauheni. Aku segera ke toilet dan liat antrian yang gak pernah selesai. Yha maklum ratusan orang ini cuma ada 2 toilet setauku. Untungnya ada toilet duduk dan jongkok dan termasuk bersih loh dan ada disediakan sabun walaupun wc nya basah total yah.

kapal jakarta lampung

Setelah kapal merapat, kami segera masuk kembali ke bus masing-masing. Jadi harus ingat yah bus tadi parkir di mana. Setelah keluar dari kapal, sejam kemudian kami berhenti di rest area di mana bisa beli makanan berat macam nasi. Terus di sini ada toilet banyak dan ada wc duduk & jongkok. Ini udah lumayan bersih sih jadi saranku kalau bisa nahan selama di kapal, bisalah pipis pas saat ini yah.

Setelah dari rest area, gak berasa sejam udah masuk kota Lampung dan bisa request mau turun di mana. Aku segera bilang bahwa aku nginap di Grand Citi Hub samping Mall Kartini dan minta berhenti di sana. Staffpun mengiyakan dan akhirnya jam 2 aku sampai selamat pegel encok bau rokok di hotel deh. Lebih cepat 1 jam dari perkiraan loh!

Kesimpulan Aku gak trauma sih naik Royal Damri karena kalau dari segi keamanan aku percaya ini nomor satu. Mungkin ini salahku milih berangkat di jam yang nanggung tiba jam 2 pagi which is sebenarnya menakutkan buatku karena cewek sendiri tak pernah ke Lampung dan gak tahu apa-apa. Untungnya karena bertemu dengan teman baru, dia bantu menemani hingga aku sampai di hotel dengan selamat. Staf damri juga ramah mudah dimintain tolong dan semua sistemnya aku rasa udah bagus, cuma emang kebetulan apes dapat bus royal damri yang kurang maintenance sehingga pengalaman yang kudapat jadi tidak maksimal.

Jadi kalau aku mungkin next time tetap pake ini kalau dapat seat sendiri dan di depan deh. Kalau gak yah udahlah ambil yang bisnis ato executive aja dah. Harga Royal Damri 420rb, kalau yang di bawahnya sekitar 350rb. Tonton full video review bus ini di sini yah

Kalau kalian apa pernah coba Royal Damri ini?

**

NEXT : Facial di Erha

NEXT : infinity Pool di Jakarta

NEXT : Kalau hidung mampet / pas covid ga bisa nyium bau, coba pake sterimar nasal spray.

NEXT : Sedot eek kuping penyebab telinga berdenging

Travel Now or NEVER

Leave a Reply