Review Hotel di Pulau Sabu Di Pantai Napae

hotel di pulau sabu raijua

Ini pertama kalinya aku ke Pulau Sabu. Kami datang berombongan, sekitar 10 orang dengan naik kapal laut dari Kupang 8jaman dan malamnya tidur di kapal tersebut. Pagi nyampe langsung check-in hotel di pulau sabu dulu buat tarok barang sebelum lanjut eksplor. Pulangnya udah agak sore barulah bisa sejenak istirahat.

Sebetulnya aku gak yakin tempat yang kami tumpangi itu adalah hotel di pulau sabu. Bentuknya sih memang kayak bungalow sendiri-sendiri gitu berderet memanjang sepanjang Pantai Napae. Pemandangannya indah banget, emang tak diragukan lagi. Tapi sayangnya fasilitasnya sangat minim untuk layak disetarakan sebagai hotel di pulau sabu. Bahkan tidak ada plang nama hotel, tidak ada resepsionis dan ketika baru datang yang menjaga hanya seorang yang hanya membukakan gembok kamar, setelahnya sudah tak pernah tampak lagi. Toiletnya pun berada di luar, dengan kebersihan yang agak memprihatinkan. Syukurnya sempat diminta dibersihkan dulu sehingga berikutnya yah masih mendingan lah. Yang penting aku bisa berak selama nginap di sini. Mandi? Hm ya secepatnya aja gitu.

hotel di pulau sabu hotel di sabu

Namun permasalahan utama adalah bungalownya tidak punya AC, padahal Sabu itu panas banget. Kami kira karena di pantai banyak angin, namun itu gak berlaku di sini. Untungnya aku milih bungalow yang dapat kipas angin, dan itu satu-satunya. Teman-temanku yang lain gak dapat semua dan ketika malam tiba, udara begitu panas sehingga semua memutuskan mengangkat kasur ke luar balkon dan tidur di sana berperang bersama nyamuk.

pantai napae

Aku jadi merasa bersalah sedikit karena di bungalowku yang aku buka pintunya dan tetap pake kipas, aku bisa tidur pulas, beda dengan temanku yang lain sampai lewat tengah malam masih saja kegerahan.

Untuk wifi, tentu saja tidak ada karena bahkan air minum pun tak ada. Colokan listrik juga cuma satu jadi kudu dihemat-hemat. Di kamar juga praktis cuma ada ranjang sama tanpa kursi meja dll. Aku sempat berpikir ini tuh sebenarnya emang bukan hotel, tapi lebih ke rest area untuk di pantai gitu loh, karena area bungalow ini dan pantai pun milik umum jadi orang bisa keluar masuk.

Tetapi di samping kekurangannya, yah at least sunsetnya bagus di sini plus bisa liat masyarakat lokal beraktivitas. Paginya juga aku ngeliat seorang bapak yang ambil air nira dari pohon yang ada di sekitar lopo-lopo kami. Wow kagum banget bisa manjat setinggi itu dengan bawa galon berat~

pengambil air nira

Ini video manjatnya :

Keindahan Pulau Sabu belum membuatku jera untuk ke sini lagi, malah pengen eksplor lagi, tapi yah berikutnya di Hotel Jessica aja yah, di sini pas nongkrong aja. Atau kalau enggak yah nginep di home stay aja gpp deh yang penting bisa tidur dan eek nyaman.

Tonton videoku di Sabu yah

****

Belanja baju keren & murah di shopee ini yah. 

****

Desa Namata & Agama lokal Sabu Djingi Tiu

Kelabba Madja, mini Grand Canyon

NEXT : Kalau hidung mampet / pas covid ga bisa nyium bau, coba pake sterimar nasal spray.

NEXT : Sedot eek kuping penyebab telinga berdenging

NEXT : Facial di Erha

 

Travel Now or NEVER

Leave a Reply