Henshin di The Westin : Restoran dan Bar Tertinggi di Jakarta

henshin-jakarta

Seorang wanita berpenampilan khas Jepang dengan wig putih mempersilahkan aku masuk ke pintu kaca di belakangnya. Begitu pintu didorong, aku jadi tak berasa lagi berada di Ground Floor The Westin Jakarta.

Dari suasana hotel bintang lima, aku seakan-akan dilempar ke lorong gelap yang bersisikan kaca hitam. Di penghujung kegelapan, aku menjumpai lift. Tombol kupencet dan aku naik ke lantai 67. Hanya dalam hitungan beberapa detik – yang membuat telinga jadi agak budeg – pintu lift terbuka, dan aku kembali dilempar ke sebuah restoran fine dining dan rooftop bar.

Pantesan saja tempat ini dinamakan Henshin, yang dalam bahasa jepang berarti transformasi.

henshin review

henshin bar

henshin jakarta

Seorang host cantik, begitu melihat aku, pengunjung pertama di hari itu, langsung menawarkan apakah ingin nongkrong di bar & lounge yang ada di lantai 67 ini atau menuju ke restoran mewahnya di lantai 68 dan 69. Pengennya sih liat pemandangan dulu, tapi karena gerimis, dan baru kehujanan, kayaknya perut sudah minta diisi. Oleh karena itu, aku pun memutuskan naik buat makan sore.

Henshin ini baru banget dibuka yakni akhir Juli 2017. Kalau sebelumnya aku lewat daerah Kokas, pasti kelihatan tuh di atas The Westin ada kayak bangunan bulat terus ada running text segede gaban. Nah di situlah Henshin. Emang gak heran Henshin ini salah satu jualannya adalah pemandangan kayak rooftop bar yang lain juga.

Cocok sih secara letaknya di paling atas dari The Westin. Tjakep Banget lah! Sepanjang mata memandang, gak ada yang menghalangi.

Terus untuk kulinernya, gimana?

Henshin menghadirkan sesuatu yang berbeda banget. Kalau restoran mewah yang menyajikan masakan Jepang sudah banyak lah, yah! Tapi di Hensin, makanan Jepang ini dikawinkan dengan Peru. Peru? Iya sama awalnya aku juga bingung. Apa hubungannya dua negara ini? Lokasinya aja udah jauh banget.

Pas diceritain, konon, dulu, 100 tahun yang lalu, banyak warga Jepang migrasi ke Amerika Latin karena kondisi negaranya awut-awutan. Makanya kayak di Brazil, Kostarika, banyak loh orang Jepang. Nah, tidak terkecuali di Peru juga. Karena kangen kampung, orang -orang Jepang ini pasti ngidam makanan sendiri dong yah. Tapi karena gak semua bumbu bisa didapetin dipakailah bumbu lokal, sehingga jadilah namanya Nikkei.

Tak tanggung-tanggung, Henshin memboyong langsung chef asli dari sana yang memang menguasai kuliner Nikkei yakni Chef Hajime Kasuga. Pria tampan dengan mukanya yang jepang banget ini bisa bahasa Spanish, Jepang, dan Inggris.

Tapi selain ketampanannya yang bikin acara santap malam makin enak adalah karena chefnya ramah banget dan mau banget melebur dengan budaya Indonesia. Asik nih kali aja besok-besok ada kuliner Indo Nikkei, secara dia suka banget sambal :p

Anyway, kesan pertama aku mengeksplorasi menu fusion ini sangat istimewa deh. Selain itu, suasana restoran yang dikelilingi kaca ini juga bikin gak bosen sewaktu menunggu makanan tiba. Ada aja yang bisa dilihatin, semisal kemacetan Jakarta pas jam kerja. Fiuh! Langsung merasa bersyukur karena berada di Henshin. Untuk desain interior resto, lebih condong bergaya Jepang mulai dari karpetnya hingga desain open kitchen-nya yang ada gambar ornamen jepang.

Tak lama berselang, Chef Hajime Kasuga membawakan aku menu andalannya yakni Al Fuego, Chino Roll dan Octopus Tiraditos. Menu pertama yang paling aku suka yakni Al Fuego yang Bahasa spanyolnya artinya api. Jadi gak heran si chef bawa-bawa tembikar karena rupanya buat “masak” aneka seafood ke dalam saos merah menyala. Biar makin dramatis dikasih minyak biar ada uap-uap gitu. Dibakarnya pun bukan di piring tapi di kerang yang gede. Ughh ngiler!

chef hajime kasuga

Perlahan lahan saus pedas tersebut meresap ke dalam cumi, kerang, udang, dan lain-lain. Sewaktu saya cicip, pedasnya cukup berasa loh. Kayaknya ini cabenya pasti dari Peru, lalu kalau kesegaran seafood emang jagoan banget dari Jepang. Enak! Dua jempol buat chef!

Menu berikutnya yakni Octopus Tiraditos yang terdiri dari irisan tipis gurita yang diolesi dengan saus berwarna ungu yang salah satu bahannya, yakni olive memang didatangkan langsung dari Peru. Awalnya aku agak pesimis mau nyoba, soalnya enggak suka gurita. Tapi karena sudah dihidangkan, ya coba aja sedikit. Eh gak berasa amis loh. Apalagi pakai saus ungunya. Biar makin ada rasa tetep aku cocol ke menu Al Fuego hehe. Menu terakhir adalah Chino Roll yang kayak roll yang biasa ada di Resto Jepang. Tapi yang satu ini dibalut dengan kesegaran daging salmon. Delicioso!

henshin the westin

henshin

Overall, menurut aku semua enak sih. Apalagi makannya di sini. Tak hanya memuaskan lidah, namun mata pun terus dimanjakan oleh pemandangan indah Jakarta. Mulai dari momen sunset hingga akhirnya berganti lautan cahaya Ibu kota, duduk di sini bisa betah banget. Pura Vida!

 

henshin resto

Henshin

Jam Operasional
Mulai dari jam 5 sore (jam 6 kalau restoran). Kalau tamu umum, masuk lewat Ground Floor, kalau nginap di The Westin ga musti turun, bisa lewat lift hotel saja.

Dress Code
Smart Casual ( no t-shirt, sandals, hot pants). Sebaiknya dress up saja toh kalian pasti foto-foto kan?

Harga
Al Fuego : 150K | Chino Rolls : 130K | Tiraditos Octopus : 150 K. Harga belum sama pajak yah. Untuk minuman belum coba, baru minum air putih saja. HAHA! Tapi kalau ke lounge-nya temenku udah sempat nyoba minuman yang paling direkomendasiin namanya Sakura Maru harganya 155 K. Inget belum sama pajak 21% yah. CMIIW!

Masuk bayar gak?
Tidak ada biaya masuk, cuma setelah jam 9 malam kalau duduk di lounge & bar yang luar, bakalan ada minimum order. Untuk restoran, lebih baik RSVP saja.

Kabarnya
Saking bagusnya tempat ini, beberapa artis suka terlihat kemunculannya di sini. Terus baru sebulan dibuka, sudah ada lebih dari 2 engagement proposed loh di sini. Emang lagi hits banget deh Henshin!

**

NEXT : Pelita Air, pesawat baru pertamina yang murah & mewah

NEXT : main ke mall Ashta baru di SCBD. Ada Rooftop dan balkoninya keren dengan view gedung pencakar langit.

NEXT : Infinity pool di Jakarta

**

NEXT : Facial di Erha karena beruntusan

**

NEXT : Sedot eek kuping penyebab telinga berdenging

Travel Now or NEVER
26 Responses
  1. Murni

    Hmmm ada sejarah Jepang dan Amerika Latin ya. Menarik.
    Mbak Lenny paling suka makanan yang mana? Apa rasa makanannya dominan Jepang atau Peru?

    1. Lenny Lim

      Hm kurang tahu yah.. mungkin coba aja tar tanya atau pas ke bar nya permisi dulu ma stafnya bilang kita tadi ud dari atas makan di resto mau numang foto bentar di luar habis tuh pulang… kali aja dikasih ehe

  2. Arif

    Sore mba
    Mau tanya dong ada minimal ordernya gak, di sini?
    Misal saya pesan makan satu dan minumnya air putih aja?
    Atau saya hanya pesan minuman nya saja?

  3. amricarloza

    ga ada biaya masuk ya mba…
    aku di skye bca tower harus deposit 250rb dulu / person

    kalau hensin ga ada biaya masuk..mau coba ah

    1. Lenny Lim

      Halo kebetulan pas itu aku langsung walk in karena baru buka jadi lum rame. Mungkin kalau sekarang bisa rsvp 2 hari sebelum terutama weekend 🙂

  4. Yosafat

    Kak , rencana mau Candle Light Dinner, apa ada paket ato misal caranya gmn ?, kira2 budget brp tp bs memuaskan dan ckup membuat saya dan pasangan merasa sgt nyaman dan amazing, thank you before 🙏

    1. Lenny Lim

      Coba langsung reservasi ke Henshin langsung yah tanya2 apakah mereka sudah buka atau belum. Untuk budget berdua minimal siapin aja 1,5jt.

Leave a Reply