Porselen Cina Yang Terkenal di Belanda

porcelin

Perkenalanku pertama kali dengan porselen Belanda adalah sewaktu terbang dengan maskapai KLM Royal Dutch Airlines dari Malaysia ke Jakarta dengan Business Class. Ketika akan turun, aku dihadiahi sebuah miniatur rumah khas Belanda yang berwarna biru dan putih. Kirain yang bakal dibagikan itu miniatur pesawat, tapi ini malah barang pecah belah yang kece dan tentu harganya lumayan. Wah makin berasa eksklusif sekali.

Lalu suatu saat aku berkesempatan ke Belanda dan menginap di The Carlton Ambassador di The Hague. Sebagai salah satu hotel mewah di pusat kota pemerintahan Belanda, aku mendapatkan kamar Signature Room yang dirancang khusus menyerupai kamar-kamar Belanda. Bagus banget apalagi pas liat bathroomnya, aku makin terperanjat karena semua dinding dipenuhi dengan tegel Cina berwarna putih dan biru. Selama berjalan jalan ke beberapa museum maupun toko museum, memang sering banget aku liat porselen dengan motif khas belanda seperti kincir Angin ataupun boneka Miffy.

porselen

“Awalnya porselen ini didatangkan dari Tiongkok pada tahun 1600an bersamaan dengan berbagai rempah-rempah yang dikumpulkan dari Asia. Namun, bedanya porselen ini diletakkan di kapal VOC bagian paling bawah karena hanya dijadikan sebagai pemberat di kapal.” Begitu kata guide yang menemani saya di The Hague, berusaha menjawab rasa penasaranku.

Sama seperti tulip, begitulah awal mulanya porselen berhasil membuat orang belanda jatuh cinta pada pandangan pertama dan membuat keramik-keramik ini menjadi salah satu benda yang paling dicari di negeri ini. Porselen ini juga yang mendikte status orang – orang pada zaman dahulu kala karena hanya yang kayalah yang sanggup memiliki porselen ini.

Namun ketika terjadi perang di China, pengiriman porselen dari cina menjadi  terhambat dan mau tak mau Orang belanda pun berusaha mencari jalan keluar dengan berkreasi sendiri dengan menciptakan keramik – keramik mereka sendiri, namun bukan dari porselen karena di Belanda tidak terdapat porselen, sehingga diganti dengan tanah liat. Selanjutnya, produk produk ini lebih dikenal dengan Delftware atau Delft Blue.

royal delft

Sesuai namanya, produk-produk ini awalnya berasal dari kota Delft. Adalah Royal Delft yang sekarang menjadi satu-satunya yang masih eksis dalam membuat produk ini. Aku sempat kebagian mengikuti tur untuk melihat proses pembuatan Royal Delft. Pertama-tama kami disuguhkan masuk ke ruangan untuk menonton tayangan video mengenai sejarah keramik Cina di Belanda hingga akhirnya bagaimana Royal Delft tetap bisa bertahan dan menjadi yang terbaik di pasar.

Selanjutnya adalah pertunjukan “Live” bagaimana sejarah dan proses pembuatan Royal Delft. Meskipun tur ini berlangsung di sebuah rumah, suasana ruangan yang didekorasi layaknya sebuah pabrik ini memberikan nuansa yang sebenarnya dengan tata suara, efek dan pergerakan benda – benda yang membuat saya seperti melihat sebuah Royal Delft benar-benar diproduksi.

Para pengunjung pun bertepuk tangan ketika pertunjukan berakhir. Namun tur ini belumlah usai karena di ruangan sebelumnya, kami dipertemukan dengan dua orang pelukis yang benar-benar sedang bekerja melukis Delftware. Mereka berdua bekerja dengan begitu teliti tanpa sedikitpun menoleh kepada kami yang terkagum-kagum melihat mereka.

Tidak mau mengusik mereka lebih lama, kamipun melanjutkan tur ke sesi berikutnya yaitu melihat langsung proses pembuatan aslinya. Beberapa tampak sedang menyiapkan adonan tanah liat yang berwarna abu abu yang akan dimasukkan ke dalam cetakan, lalu membakarnya dengan temperatur yang panas hingga terbentuklah cetakan awal. Setelah dirasa telah sesuai dengan yang diinginkan, mereka pun mencetak sesuai jumlah yang diinginkan. Hebatnya, Royal Delft bisa menerima cetakan Delftware dalam berbagai bentuk. Mulai dari vas bunga, piring, tempelan kulkas, hingga cangkir ukuran mini sekalipun.

porcelen di belanda

Setelah dicetak, produk-produk tersebet dihaluskan permukaannya agar siap dilukis nantinya oleh sang pelukis khusus Royal Delft.

Melihat banyaknya proses serta kesabaran untuk membuat Royal Delft, saya pun sudah mempersiapkan diri untuk melihat harga-harga Royal Delft yang dijual di Souvenir Shopnya. Saya jatuh hati pada Tulip Vase Pyramid yakni sebuah vas bunga tulip setinggi 120cm dengan berat 16.5kg. Vas bunga ini tidak seperti vas bunga pada umumnya karena bentuknya yang seperti piramida (mengerucut ke atas) dan tiap tulip dimasukkan ke dalam lubang kecil di ujung piramida tersebut. Pengaruh dari negeri tirai bamboo pun masih sangat tampak jelas terlihat dari gambar burung Phoenix (burung legenda dalam cerita Tiongkok) yang tampak bertengger anggun di sebuah dahan.

Vas bunga ini merupakan salah satu The Original Blue collection yang sudah ada sejak tiga ratus tahun yang lalu dan dulunya (dan tentunya hingga sekarang) hanya dimiliki oleh segelintir orang saja mengingat harganya yang mencapai puluhan ribu euro.

Karena tak mampu membeli koleksi-koleksi yang dibuat dari tangan-tangan pelukis tersebut, Royal Delft juga menyediakan produk-produk Delftware yang dicetak secara massal agar dapat mengurangi biaya sehingga turis seperti saya pun mampu membeli oleh oleh di sini seperti contohnya sepasang hiasan sepatu kayu khas Belanda dalam ukuran mini yang dijual seharga €2.50.

pembuatan keramik

Selain melihat behind the scene dari Royal Delft, pengunjung juga dapat menikmati koleksi khusus yang dimiliki oleh Royal Delft seperti keramik porselen asli China maupun Jepang yang tentu saja sekarang nilainya sudah melambung tinggi. Selain itu, ada juga koleksi khusus yang tidak jual seperti beberapa keramik yang diberikan Royal Delft kepada Keluarga Kerajaan Belanda di hari hari spesial seperti pernikahan maupun ulang tahun.

**

Jadi begitulah kalau ke Belanda, kalian akan liat bahwa keramik dan porselen akan memenuhi barang-barang oleh-oleh yang dijual, selain tentu saja ganja 🙂

**

****

Belanja baju keren & murah di shopee ini yah. 

****

**

NEXT : Kalau hidung mampet / pas covid ga bisa nyium bau, coba pake sterimar nasal spray.

sama pake Air Purifier buat bersihin udara

**

NEXT : Nginap di hutan untuk ketemu Orang Rimba

Travel Now or NEVER
2 Responses

Leave a Reply