Sebelum aku cerita banyak tentang gua ini, please please tonton dulu video pendekku ini. Cara pengambilannya, anglenya, cahayanya, musiknya, kayak lagi teatrikal bener di Gua Mabala. Merinding. Aku jamin ini salah satu videoku yang bagus loh! Apalagi pas di Gua mabala itu aku juga pakai kain tenun beserta tas selempang khas Sabu yang keren banget.
Gimana? tjakep kan Gua Mabalanya. Apalagi dengan cahaya ilahi yang menyeruak masuk. Gak nahan deh. Dari pusat kota Sabu, kami naik mobil dan jalannya udah lumayan bagus meski masih ada yang berbatu. Sing penting mobil bisa masuk hingga ke gerbang pintu masuk. Setelah itu tinggal jalan santai di semen yang sudah dicor. Trekkingnya paling 20 menit, setelah itu sampai deh di area goa.
Kami sempat nungguin mama-mama tukang jaga goa karena ia yang pegang kuncinya dan buat bayar tiket masuk dll tentu saja. Gua Mabala ini di bawah tanah gitu dan untuk masuknya ada tangga kayu curam. Tapi tenang aja udah ada pegangannya kok jadi ngeri-ngeri dikit gpp lah buat memacu kerja jantung.
Setelah turun ke bawah, barulah kusadari gua ini ternyata tidak terlalu besar. Paling seluas lapangan basket. Area awalnya agak gelap, namun ketika udah berjalan lagi, barulah terlihat area gua yang terang benderang berkat matahari Sabu yang kekuatan cahaya dan panasnya sudah tak diragukan lagi.
Dari sini kelihatan deh itu dinding gua dan debu-debu yang berterbangan manakala langkah kaki diayunkan. Mama-mama yang bukain pintu masuk gua turut ikut ke dalam dan menceritakan tentang gua ini. Konon, dahulu kala tempat ini terendam air lautan, karena emang kalau liat dari drone, gua ini samping-sampingan ama pantai dan laut. Sebagai bukti, banyak ditemukan fosil kerang yang nempel di dinding gua. Malahan ada fosil buaya juga yang ketempel berdiri gitu. Nah ini bersanding sama buaya darat. Kira-kira bener gak menurut kalian?
Terus setelah itu gua ini juga dipercaya sebagai tempat persembunyian Raja Mabala dari kejaran musuh. Sang raja juga membawa serta kudanya loh, walau entah gimana masuknya. Sebagai buktinya, ada fosil kepala kuda juga.
Menarik deh kalau ngikuti cerita si mama ini. Terlepas soal kebenaran atau tidaknya, aku sih lebih menikmati legenda di dalamnya. Selain itu aku suka suasana gua ini karena tidak seperti gua lain yang cenderung gelap, pengap dan bau, di Gua Mabala ini, meski ada kelelawar juga (tak banyak), tapi berkat sinar matahari itu, gua ini gak lembap sama sekali. Malah terang benderang kering gitu sehingga juga enggak ada bau aneh-aneh. Palingan karena berada di bawah tanah, dalam gua ini lebih sejuk dikit daripada di luar. Ohya di sini juga ada tetesan air yang lagi-lagi dipercaya menjadi sumber minumnya si raja ketika ngumpet di sini loh!
Tidak hanya gua ini saja yang sebenarnya jadi sumber sejarah, tapi ketika kamu udahan dan naik ke atas, ada juga pohon gede yang di bawahnya terdapat sumur yang dipercaya sakral juga. Namun karena ketika sudah naik, langsung berasa panas, kami semua pada ngaso di gazebo yang menampilkan pemandangan laut lepas pantai. Arghhh anginnya bertiup kencang membuai tubuhku, mengeringkan segala keringat dan peluh. Nikmatnya… coba ada jual es kelapa muda nih. Makin mantap dah.
Lanjut… kami ke Kelabba Madja, tebing warna-warni yang memukau.
****
Belanja baju keren & murah di shopee ini yah.
****
**
NEXT : Tonton aku dalam balutan tenun khas Kupang.
NEXT : Nginap di hutan untuk bertemu Orang Rimba
NEXT : Kalau hidung mampet / pas covid ga bisa nyium bau, coba pake sterimar nasal spray.
sama pake Air Purifier buat bersihin udara